Wednesday, July 22, 2015

Ternyata, Jakarta mendapat julukan sebagai Kota Urban


Gambar: Para pemudik kembali ke Jakarta dengan menbawa sanak saudara di sebuah stasiun kereta api.

Urbanisasi merupakan perpindahan warga dari desa ke kota. Oleh karna itu, Jakarta memang banyak didatangi oleh pendatang yang ingin mengadu nasib di sana. Mengingat penduduk yang ingin mengadu nasib di Jakarta semakin bertambah, maka urbanisasi yang terjadi di sana bisa menimbulkan maraknya pemukiman kumuh, kemacetan yang semakin parah, mobilitas warga yang semakin tinggi, dsb.

Urbanisasi di Jakarta sudah ada sejak dulu. Maka dari itu, perlu diketahui bagaimana pendatang harus mengikuti peraturan yang ada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti masalah sosial yang terjadi di kalangan masyarakat.

Bagaimana dengan syarat pendatang baru menurut Ahok? (Sumber: liputan6.com)

  • Bawa yang Berduit (Memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan, dan tidak berkelakuan kriminal)

Para warga yang pulang kampung halaman diperbolehkan membawa sanak saudaranya saat kembali ke Jakarta. Namun begitu, harus dengan satu syarat.

"Saya selalu katakan Anda silakan bawa saudaramu ke Jakarta selama punya duit," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Jumat 3 Juli 2015.

Bahkan, pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu menyarankan sebaiknya para warga baru ini mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Jakarta.

"Enggak ada duit, enggak ada tempat tinggal, jadi PRT saya terima. Karena saya dari bujangan di sini dari sekolah saya selalu dengar tuh PRT dipesenin dari tetangga. 'Bi, bi, nanti kalau datang lagi bawa saudara yang kerja ya.' Terus begitu mereka datang ada enggak yang nganggur? Keserap semua tuh," ujar Ahok.

Ia menjelaskan, yang dilarang bagi warga luar Jakarta datang ke Ibukota adalah bila nantinya berbuat kriminal dan menduduki lahan atau tanah milik pemerintah.

"Yang enggak boleh kan kalau datang tinggal di pinggir sungai, merampok. Kalau ke sini jadi turis, atau beli apartemen, rumah, boleh enggak? Saya malah kasih KTP DKI supaya pajak penghasilan Anda waktu bayar ke pemerintah pusat itu 20 persen bagi ke DKI," tegas mantan Bupati Belitung Timur itu.

  • Bukan Pinggir Sungai (Memiliki tempat tinggal yang jelas, tidak boleh mendirikan bangunan secara liar)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak akan melarang masyarakat dari daerah datang ke Jakarta. Dia menilai Jakarta bukanlah kerajaan yang tidak bisa dimasuki sembarang orang.

    "Kita bukan melarang, mana bisa melarang kota segitu besar emang mau bikin tembok kayak zaman kerajaan?" kata pria yang akrab disapa Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (8/7/2015).

      Yang terpenting bagi mantan Bupati Belitung Timur itu, mereka tidak menghuni rumah dan indekos yang ada di pinggir sungai. Dia berharap rumah dan indekos yang ada di pinggir sungai dapat segera ditertibkan.

        Begitu juga dengan pendatang yang nekat tinggal di emperan toko. Mereka harus mau dibawa ke panti sosial.

          "Itu saja syaratnya. Lalu semua yang tinggal di rumah susun, KTP harus beralamat rusun. Nah, kita lagi usahakan semua penduduk tinggal di lokasi, alamatnya sesuai dengan tempat tinggal," imbuh mantan politisi Golkar dan Gerindra tersebut.
          • Punya Keahlian (Memiliki pekerjaan yang jelas)
          Kehadiran warga dari berbagai daerah untuk mengadu nasib di Jakarta setelah Lebaran memang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Hanya saja, Ahok ingin mereka harus memiliki keahlian dan bekerja di Jakarta sekalipun hanya pembantu rumah tangga.

          "Pembantu rumah tangga boleh enggak? Boleh. Kita kekurangan pembantu kok. Jadi seperti turis saja," lanjut mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

          Bahkan, Ahok memberi keistimewaan bagi warga daerah yang sudah memiliki rencana membuka usaha di Jakarta setelah Lebaran. Ahok meminta jajarannya memberi KTP Jakarta bagi mereka yang datang ke Jakarta untuk membuka usaha.

          "Kalau ada datang ke Jakarta bisa beli apartemen, rumah, buka usaha saya perintahkan kasih KTP Jakarta untuk dia, karena NPWP-nya 20% penghasilan mereka harus pindah ke Jakarta," pungkas Ahok.

          Demikian yang saya sampaikan sebagaimana mestinya, tapi, saya harap bagi para pendatang yang ingin tinggal secara tetap harus memiliki keahlian dan tempat tinggal yang baik, bukan menjadi pemulung, pengemis, pelaku kriminal, dan tidak menempati/mendirikan bangunan di atas lahan milik pemerintah, bantaran kali.

          Friday, July 3, 2015

          Waspada terhadap banyaknya tayangan televisi yang tidak bermutu saat Ramadhan

          Pada kesempatan ini, Saya menyampaikan bahwa ada beberapa tayangan yang mendapat sanksi dari KPI Pusat. Mengingat banyaknya tayangan televisi yang tidak bermutu membuat warga di masyarakat harus lebih selektif terhadap kualitas tayangan televisi dan mengajukan pengaduan melalui KPI apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan agar kualitas tayangan televisi bisa lebih baik, terutama saat bulan suci Ramadhan. Pada bulan suci Ramadhan 1436H, KPI telah menemukan acara yang mengandung kekerasan verbal,  yaitu Assalamualaikum D'T3RONG show (Indosiar), dan Pesbukers (Antv), melalui sanksi peringatan. Pelanggaran norma kesopanan tejadi pada acara TV Ngabuburit "Hah" (Trans TV), Sahur Itu Indah (Trans TV), dan Alhamdulliah Kita Sahur (Trans 7). Acara tersebt didominasi oleh candaan yang bersifat menghina dan mencela orang lain.

          Pada Acara Assalamualaikum D'T3RONG Show, terdapat adegan seorang pria menghina wanita dengan kata yang tidak pantas: "Hidungnya longsor sist" pada tanggal 20 Juni 2015 pukul 19.33 WIB.Hal serupa terjadi dengan kata "satu-satunya penyanyi yang gak ada hidungnya".

          Pada Acara Ngabuburit (hah) terdapat permainan/games dimana yang kalah dihukum dengan dijepit bibir dan telinga menggunakan penjepit jemuran yang dianggap berbahaya dan berpotensi mudah ditiru oleh khayalak. Hal tersebut terjadi pada tanggal 20 Juni 2015.

          Pada Acara Sahur Itu Indah terdapat adegan seorang pria berbaju merah menjitak kepala pria berbaju putih berkali-kali. Hal tersebut terjadi pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 03.34 WIB.

          Pada Acara Alhamdullilah Kita Sahur terdapat adegan seorang wanita yang disiram kepalanya dengan dua gelas air. Selain itu terdapat adegan seorang pria yang memasukkan tisu kedalam mulut seorang wanita yang sedang bicara. Hal tersebut terjadi pada tanggal 18 Juni 2015 pukul 04.05 WIB.

          Pada Acara Pesbukers menayangkan kata-kata hinaan seperti “otaknya miring”, “otaknya gesrek” dan “gembel”. KPI Pusat menilai kata-kata kasar atau hinaan fisik semacam itu tidak pantas untuk ditayangkan dan dapat memberikan pengaruh buruk pada anak-anak dan remaja yang menonton acara tersebut. Selain itu, pada tayangan tanggal 20 Juni 2015 mulai pukul 17.01 WIB kami juga menemukan kata-kata hinaan “muka lu kaya biji salak”, “Bapak lu kaya cotton bud”, “muka lu kaya oli bekas” dan menghina orang berkepala botak dengan sebutan“tuyul”.