Universitas Negeri Jakarta (UNJ) merupakan salah satu kampus terbesar di Jakarta. Hal ini dibenarkan karena banyaknya jumlah mahasiswa yang diterima di UNJ tahun 2017 sekitar 6.000an orang, baik dari jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN), maupun Penerimaan Mahasiswa Baru Mandiri (Penmaba Mandiri). Saat ini, sekitar 28.000 mahasiswa menempuh kuliah di UNJ, baik Diploma, S1, S2, maupun S3.
Aksesibilitas merupakan kemudahan seseorang untuk menjangkau suatu tempat, baik di dalam kampus, maupun menuju ke kampus. Maka dari itu, pembangunan gedung di dalam kampus harus mempertimbangkan aksesibilitas untuk semua kalangan, termasuk kaum difabel.
Mengingat Kota Jakarta yang dipadati oleh belasan juta orang setiap harinya, perlu adanya sarana transportasi dan jalan yang memadai untuk ke kampus UNJ dari berbagai wilayah di Jakarta dan sekitarnya karena setiap hari, khususnya pada jam-jam sibuk kerap kali terjadi kemacetan akibat banyaknya orang yang ingin mengunakan kendaraan pribadi, sehingga membuat Jakarta semakin padat kendaraan. Sarana transportasi yang memadai dapat berupa Angkutan Umum dalam bentuk Bus Besar, Bus Sedang, dan Microbus yang nyaman untuk ditumpangi bagi semua orang, khususnya mahasiswa UNJ. Banyaknya trayek angkutan yang dihapus membuat sebagian orang kesulitan untuk menempuh perjalanan hingga ke tujuan, sehingga perlu adanya penambahan sejumlah trayek angkutan umum untuk memudahkan semua orang untuk menempuh perjalanan sampai tujuan, khususnya mahasiswa yang ingin ke Kampus UNJ. Begitu juga sebaliknya.
Aksesibiltas bagi kaum difabel merupakan hal yang penting bagi UNJ, mengingat adanya civitas academica UNJ yang difabel. Hal ini dapat berupa ramp untuk menunjang pengguna kursi roda agar dapat naik ke lantai atas atau turun ke lantai bawah, tulisan braile, peta buta, dan screen reader untuk membantu tunanetra, dan bahasa isyarat untuk memandu tunarungu.
Di kampus UNJ, masih ada fasilitas yang kurang bagi kaum difabel, padahal aksesibilitas bagi kaum difabel dinilai sangat penting, sehingga memudahkan kaum difabel, khususnya tunanetra dan tunadaksa untuk mengakses sejumlah tempat yang ada di kampus UNJ. Masalah ini dapat berupa tidak adanya ramp di gedung-gedung yang lebih dari satu lantai, tetapi tidak ada lift, lift lantai 1 UPT Perpustakaan dikunci dan harus menempuh sejumlah anak tangga untuk masuk ke gedung UPT Perpustakaan, dan tulisan braile untuk memandu tunanetra yang dipasang di setiap pintu ruangan yang telah usang.
Kesimpulannya ialah aksesibilitas itu penting karena hal ini berguna untuk memudahkan seseorang untuk berpindah ke suatu tempat.